Sebagai pengawas sekolah yang membina/mendampingi beberapa kepala sekolah, saya mengamati berbagai gaya kepemimpinan dan dampaknya terhadap kehidupans sekolah. Berdasarkan pengalaman tsb, saya dapat menggambarkan profil kepala sekolah ideal Saya coba mengkaitkan dengan n Model Kompetensi Kepala Sekolah sesuai Permendikbud, kompetnsi kepribadian, sosial dan profesional. Ekspektasi saya pada kepala sekolah sangat ideal adalah sbb:
Untuk memenuhi syarat kompentsi kepribadian, kepala sekolah harus yang religius sesungguhnya, punya ketaqwaan tinggi kepada Tuhan, takut dosa!!. KS seperti ini biasanya memeiliki kejujuran, empati, dan keteladanan. mampu membangun kepercayaan di antara guru, tendik, siswa, dan orang tua
melalui komunikasi yang terbuka dan konsisten. Kehadirannya di sekolah tidak
hanya sebagai administrator, tetapi namunjuga sebagai mentor yang inspiratif
bagi seluruh warga sekolah. Dari model kompetensi juga, kepala sekolah ideal
memiliki integritas tinggi, berakhlak mulia, ini yang utama. Mampu menunjukkan
dedikasi luar biasa terhadap pendidikan, bersikap terbuka terhadap kritik dan
saran, serta memiliki kecerdasan soaial emosional (KSE) yang baik. kepala
sekolah juga seorang pembelajar sepanjang hayat.. Ia terus memperbarui
pengetahuan dan keterampilannya, terbuka terhadap ide-ide baru, dan tidak takut
untuk mengambil risiko yangg terukur demi kemajuan sekolah. Sikapnya yang
reflektif dan selalu ingin berkembang ditularkan kepada seluruh warga sekolah,
menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan. Karena itu pula KS adlalah seorang visioner yang memiliki intetgritas tinggi
dan dedikasi penuh terhadap dunianya, yaitu pendidikan. Mestinya tidak ngurusi
yg lain seperti bisnis pribadi misalnya. Jadi 100 % all out ngurusi sekolahnya.
Contoh
konkret untuk mewujudkan kepala sekolah dengan kompetensi tersebut bisa diidekan
sebagai berikut:
1.
Kejujuran dan integritas:
Kepala
sekolah secara rutin mengadakan pertemuan bulanan dengan seluruh warga sekolah
untuk melaporkan penggunaan anggaran sekolah secara transparan. Ia juga membuka
forum diskusi terbuka untuk mendengarkan saran dan kritik dari guru, staf,
siswa, dan orang tua.
2. Empati
dan keteladanan:
Kepala
sekolah hadir di gerbang sekolah setiap pagi untuk menyambut siswa dan guru,
menunjukkan contoh kedisiplinan dan keramahan. Ia juga aktif berpartisipasi
dalam kegiatan kebersihan sekolah bersama siswa dan staf, mendemonstrasikan
kepedulian terhadap lingkungan.
3.
Membangun kepercayaan:
Kepala
sekolah mengadakan sesi mentoring individual dengan guru-guru secara berkala,
membahas perkembangan profesional mereka dan memberikan dukungan yang
diperlukan. Ia juga mengadakan "coffee morning" bulanan dengan
perwakilan orang tua untuk membahas perkembangan sekolah dan mendengarkan
masukan.
4. Dedikasi
terhadap pendidikan:
Kepala
sekolah mengalokasikan waktu setiap minggu untuk mengajar di kelas, memastikan
ia tetap terhubung dengan realitas pembelajaran. Ia juga aktif dalam asosiasi
pendidikan lokal dan nasional, berbagi praktik terbaik dan mencari inovasi
untuk diterapkan di sekolahnya.
5.
Kecerdasan sosial emosional:
Dalam
menangani konflik antar guru atau siswa, kepala sekolah mendemonstrasikan
kemampuan mendengar aktif dan mediasi yang efektif. Ia juga menginisiasi
program pengembangan kecerdasan emosional untuk seluruh warga sekolah.
6.
Pembelajar sepanjang hayat:
Kepala
sekolah secara rutin mengikuti webinar dan workshop tentang perkembangan
terbaru dalam pendidikan. Ia kemudian membagikan pengetahuan baru ini dalam
sesi berbagi pengetahuan mingguan dengan para guru.
7. Visioner
dengan integritas:
Kepala
sekolah memimpin proses penyusunan visi dan misi sekolah yang melibatkan
seluruh pemangku kepentingan. Ia kemudian memastikan setiap keputusan dan
program sekolah sejalan dengan visi ini. Untuk menunjukkan dedikasinya, ia
menolak tawaran bisnis sampingan dan fokus sepenuhnya pada pengembangan
sekolah.
8. Terbuka
terhadap kritik dan saran:
Kepala
sekolah mengimplementasikan sistem umpan balik anonim online di mana guru,
siswa, dan orang tua dapat memberikan saran atau kritik. Ia secara terbuka
membahas umpan balik ini dalam pertemuan staf dan menunjukkan langkah-langkah
perbaikan yang diambil.
9.
Pengambilan risiko terukur:
Kepala
sekolah menginisiasi program pembelajaran berbasis proyek yang inovatif,
meskipun ini berarti perubahan signifikan dalam metode pengajaran tradisional.
Ia mempersiapkan implementasi dengan hati-hati, melibatkan guru dalam
perencanaan, dan secara bertahap menerapkan program ini.
10.
Menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan:
Kepala
sekolah memperkenalkan sistem "Lesson Study" di mana guru-guru secara
berkala mengobservasi dan memberikan umpan balik konstruktif pada pengajaran
satu sama lain. Ia juga mendorong guru untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dan berbagi hasilnya dalam forum internal sekolah.
Dalam aspek
kompetensi sosial, kepala sekolah ideal mampu membangun komunikasi yang baik
dengan semua pihak - siswa, guru, orang tua, dan masyarakat. mampu membangun
kerjasama internal maupun eksternal sekolah. Kepala sekolah adalahi agen
perubahan, mendorong inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Ia menciptakan
budaya sekolah yang inklusif, aman, dan mendukung pengembangan potensi setiap
anak. kepala sekolah juga seorang pembangun komunitas belajar yang handal. Ia
mampu menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pemangku kepentingan, terutama
dg komite sekolah, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar. Keahliannya dalam
memperluas lingkaran pengaruh, pintar negosiasi membantu menciptakan lingkungan
sekolah yang harmonis dan kondusif. KS hendaknya bs menciptakan kebijakan dan
program yang mendukung perkembangan akademik, sosial, dan emosional siswa.
Sekolah di bawah kepemimpinannya menjadi tempat yang aman dan inklusif, di mana
setiap anak merasa dihargai dan didukung untuk mencapai potensi terbaiknya.
Berikut
adalah ide contoh konkret kepala sekolah yang memenuhi kompetensi sosial tsb:
1.
Komunikasi efektif:
Kepala
sekolah menerapkan sistem komunikasi multi-channel. Ia menggunakan aplikasi
pesan untuk update cepat kepada guru dan staf, newsletter bulanan untuk orang
tua, dan media sosial sekolah untuk masyarakat umum. Setiap Jumat, ia
mengadakan "Jam Curhat" di mana siapa saja bisa bertemu langsung
dengannya untuk diskusi.
2.
Membangun kerjasama internal dan eksternal:
Secara
internal, kepala sekolah membentuk tim lintas-mata pelajaran untuk
proyek-proyek tematik. Secara eksternal, ia menjalin kemitraan dengan
perusahaan lokal untuk program magang siswa dan dengan universitas terdekat
untuk pengembangan profesional guru.
3. Agen
perubahan dan inovasi:
Kepala
sekolah memperkenalkan program "Inovasi Pembelajaran" tahunan, di
mana guru-guru berkompetisi mempresentasikan metode pengajaran inovatif.
Pemenang mendapat dana untuk mengimplementasikan idenya di sekolah.
4.
Menciptakan budaya inklusif:
Kepala
sekolah menginisiasi program "Buddy System" di mana siswa reguler
dipasangkan dengan siswa berkebutuhan khusus untuk saling membantu. Ia juga
memastikan fasilitas sekolah ramah difabel dan melatih staf tentang pendidikan
inklusif.
5.
Pembangun komunitas belajar:
Kepala
sekolah mengorganisir "Festival Belajar Masyarakat" tahunan, di mana
sekolah membuka diri untuk workshop dan kelas terbuka bagi masyarakat. Ini
memperkuat hubungan sekolah-masyarakat dan mempromosikan pembelajaran seumur
hidup.
6.
Kerjasama dengan pemangku kepentingan:
Kepala
sekolah mengadakan pertemuan triwulan dengan komite sekolah dan perwakilan
pemerintah daerah untuk membahas perkembangan dan kebutuhan sekolah. Ia juga
aktif dalam forum kepala sekolah se-kota untuk berbagi praktik terbaik dan
menyelesaikan masalah bersama.
7.
Memperluas lingkaran pengaruh:
Kepala
sekolah berhasil menggalang dukungan dari alumni sukses untuk program mentoring
karir bagi siswa. Ia juga mengundang tokoh masyarakat dan profesional sebagai
pembicara tamu dalam seri "Inspirasi Karir" bulanan.
8.
Negosiasi:
Ketika ada
rencana pembangunan yang berpotensi mengganggu lingkungan sekolah, kepala
sekolah bernegosiasi dengan pengembang dan pemerintah daerah untuk memodifikasi
rencana, bahkan berhasil mendapatkan taman baru untuk sekolah sebagai
kompensasi.
9.
Kebijakan dan program pendukung:
Kepala
sekolah memperkenalkan program "Pengembangan Karakter Holistik" yang
mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengembangan sosial-emosional.
Program ini mencakup kelas mindfulness, proyek layanan masyarakat, dan sesi
konseling kelompok reguler.
10.
Menciptakan lingkungan aman dan inklusif:
Kepala
sekolah membentuk "Tim Keamanan dan Kesejahteraan Siswa" yang terdiri
dari guru, konselor, dan perwakilan siswa. Tim ini mengembangkan kebijakan
anti-bullying, protokol keselamatan, dan program kesehatan mental. Ia juga
menginisiasi "Pekan Keragaman" tahunan untuk merayakan perbedaan di
kalangan siswa.
11.
Mendukung potensi setiap anak:
Kepala
sekolah memperkenalkan sistem "Paspor Bakat" di mana setiap siswa,
dengan bantuan guru pembimbing, mengidentifikasi dan mengembangkan bakat unik
mereka. Sekolah kemudian menyediakan sumber daya dan kesempatan untuk
mengembangkan bakat-bakat ini, baik dalam bidang akademik, seni, olahraga,
maupun keterampilan hidup.
Dalam kompetenisi
profesional, kepala sekolah harusnyamemiliki pemahaman mendalam tentang
kurikulum, metode pengajaran terkini, dan perkembangan teknologi pendidikan. aktif
mendorong pengembangan profesional guru melalui pelatihan, workshop, dan
program lainsejenisnya. Kemampuannya dalam manajemen sumber daya dan keuangan
sekolah mampu mengalokasikan dana secara efektif dg orientasi utama meningkatkan
kualitas pembelajaran. Selain itukepala sekolah memiliki visi yang jelas untuk
pengembangan sekolah. Dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program sekolah secara efektif. Dengan demikian dapat membimbing guru dalam menciptakan
pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Penting juga bhw KS tidak hanya memaahami teori pendidikan modern, tetapi harusjuga
mampu mengimplemetasikannya dalam konteks lokal sekolah. Menyeimbagkan antara
global dan unsur lokal. Kepala sekolah impian juga memiliki komitmen
kuat terhadap pengembangan profesional berkelanjutan, baik untuk dirinya
sendiri maupun para guru. Ia aktif mengikuti perkembangan terbaru dalam
pendidikan dan teknologi, serta mendorong penerapannya di sekolah.
Berikut
contoh ide konkret kepala sekolah yang memenuhi kompetensi profesional
tersebut:
1.
Pemahaman mendalam tentang kurikulum dan metode pengajaran:
Kepala
sekolah mengadakan "Klub Baca Pendidikan" bulanan, di mana ia dan
para guru mendiskusikan buku-buku terbaru tentang metode pengajaran. Ia juga
rutin menghadiri konferensi pendidikan nasional dan internasional, lalu
membagikan pengetahuannya dalam sesi berbagi mingguan dengan staf pengajar.
2.
Pengembangan profesional guru:
Kepala
sekolah menerapkan sistem "Pengembangan Profesional Berkelanjutan"
(PPB) yang terstruktur. Setiap guru memiliki rencana PPB tahunan yang
disesuaikan dengan kebutuhan individu dan sekolah. Kepala sekolah
mengalokasikan dana khusus untuk mendukung guru mengikuti pelatihan, workshop,
atau bahkan studi lanjut.
3.
Manajemen sumber daya dan keuangan:
Kepala
sekolah membentuk tim anggaran yang melibatkan guru, staf administrasi, dan
perwakilan orang tua. Tim ini bersama-sama menyusun anggaran tahunan dengan
prioritas pada peningkatan kualitas pembelajaran. Misalnya, mengalokasikan dana
untuk pembaruan laboratorium sains atau pengadaan perangkat teknologi
pembelajaran terkini.
4. Visi
pengembangan sekolah:
Kepala
sekolah memimpin proses penyusunan rencana strategis 5 tahun sekolah yang
melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Visi ini kemudian diterjemahkan ke
dalam rencana tahunan dengan target dan indikator kinerja yang jelas. Ia
mengadakan evaluasi triwulanan untuk memastikan implementasi sesuai rencana.
5.
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program:
Kepala
sekolah menerapkan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam setiap program
sekolah. Contohnya, untuk program literasi, ia memimpin perencanaan detail,
memantau pelaksanaan secara aktif, melakukan evaluasi berkala dengan data
kuantitatif dan kualitatif, serta melakukan penyesuaian berdasarkan hasil
evaluasi.
6.
Membimbing guru dalam pembelajaran bermakna:
Kepala
sekolah mengadakan sesi observasi kelas dan coaching individual dengan setiap
guru minimal sekali per semester. Ia memberikan umpan balik konstruktif dan
bersama-sama dengan guru merancang strategi untuk meningkatkan engagement siswa
dalam pembelajaran.
7.
Implementasi teori pendidikan modern dalam konteks lokal:
Kepala
sekolah menginisiasi program "Kearifan Lokal dalam Pembelajaran
Modern". Misalnya, mengintegrasikan teknik storytelling tradisional dengan
teknologi augmented reality dalam pelajaran sejarah lokal.
8.
Pengembangan profesional berkelanjutan:
Kepala
sekolah menetapkan target minimal 100 jam pengembangan profesional per tahun
untuk dirinya sendiri. Ia aktif mengikuti kursus online dari universitas
terkemuka, menghadiri seminar internasional, dan bahkan melakukan kunjungan
studi ke sekolah-sekolah unggulan di luar negeri.
9.
Mengikuti perkembangan teknologi pendidikan:
Kepala
sekolah membentuk "Tim Inovasi Teknologi Pendidikan" yang terdiri
dari guru-guru muda yang tech-savvy. Tim ini bertugas mengevaluasi dan
merekomendasikan teknologi pembelajaran terbaru yang sesuai untuk sekolah.
Kepala sekolah kemudian memfasilitasi pelatihan dan implementasi teknologi
tersebut.
10.
Mendorong penerapan inovasi:
Kepala
sekolah mengalokasikan "Dana Inovasi" tahunan yang dapat diakses oleh
guru untuk menguji coba metode atau teknologi pembelajaran baru. Ia juga
menyelenggarakan "Pekan Inovasi" di mana guru-guru dapat memamerkan
dan berbagi hasil inovasi mereka kepada rekan-rekan dan masyarakat.
11.
Pembelajaran berbasis riset:
Kepala
sekolah mendorong dan memfasilitasi guru-guru untuk melakukan penelitian
tindakan kelas. Hasil penelitian ini kemudian dijadikan dasar untuk perbaikan
praktek pembelajaran di sekolah. Ia juga menjalin kerjasama dengan perguruan
tinggi untuk mendapatkan bimbingan dalam melakukan riset pendidikan.
12.
Evaluasi kinerja berbasis data:
Kepala
sekolah mengimplementasikan sistem manajemen informasi sekolah yang
komprehensif. Data dari sistem ini digunakan untuk analisis mendalam tentang
kinerja akademik siswa, efektivitas program, dan efisiensi operasional sekolah.
Hasil analisis ini menjadi dasar untuk pengambilan keputusan strategis.
Sekali lagi tulisan ini adalah aspirasi dan harapan. Kalau ini terjadi Alhamdulillah. Kalau tidak, silakan download Model Kompetensi Kepala Sekolah di link ini.